Langsung ke konten utama

Mandi "sauna" di Rockaddict Metalfest 2011

Rundown #RMF2011 courtesy of Lia Aulia Ulfha
Hari ini gw menghadiri event yang diadakan di Kota tercinta Bogor, acara yang di gagas oleh salah satu event organizer lokal Bogor. gw berangkat jam 15.30 sampe di venue jam 16.00 sumpah di daftar rundown list di atas, gw ngga tau yang mana yang lagi "on stage" pas gw nyampe.
antri...
Dari antrian ini udah sangat tidak profesional, pengunjung yang mau masuk dengan pengunjung yang keluar masuk berbaur dalam "satu" pintu antrian, walau tidak lama tapi seharusnya bisa dibikin masing-masing pintu akan lebih nyaman.
hanya "satu" akses masuk sodara-sodara
ngecap di leher kiri dan kanan
nih band yang lagi "On Stage" saat masuk ruang "sauna"
Setelah selesai antri yang tidak cukup lama, langsung deh ngecap di leher kiri dan kanan, masuk ke dalam udah ada band yang lumayan mengajak pengunjung ber-"moshing" ria. Dan gw ngga tau band apa itu. Yang pasti tanpa harus ikut ber-moshing ria gw udah cukup keringetan.
Sauna...
Mesin Tempur On Stage
Burgerkill On Stage
Sebelum Mesin Tempur dan Burgerkill on stage tirai di tutup dahulu, soundcheck ulang dari masing-masing teknisinya. Mesin Tempur bermain membawakan beberapa lagu lebih banyak dibanding band-band yang lain. Setelah mereka selesai saatnya Burgerkill on stage, karena bertepatan dengan maghrib, sekalian break dulu. Dan Burgerkill pun on stage sekitar jam 18.30 mereka hanya membawakan 3 buah lagu. satu diantaranya lagu baru mereka, "Under The Scar" yang terdapat di album "Venomous". Untuk stand-stand dari sponsor, apa gw yang lengah tidak melihat apa memang tidak ada.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...