PT XL Axiata Tbk (XL) kembali menyelenggarakan “ XL Award s 2013 ” , s ebuah kompetisi dan apresiasi yang dipersembahkan XL bagi para wartawan, serta masyarakat umum atas karya-karya mereka. Melalui kompetisi ini para jurnalis dan masyarakat umum di dorong untuk turut menyumbangkan ide, masukan, gagasan , dan pemikiran kreatif dalam bentuk artikel, foto, dan video mengenai layanan telekomunikasi dan manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Vice President Corporate Communication XL , Turina Farouk mengatakan, “ XL Awards telah menjadi salah alat kami dalam mengetahui persepsi masyarakat mengenai pentingnya layanan telekomunikasi di Indonesia. Melalui kompetisi ini, kami mendapatkan gambaran kondisi telekomunikasi di pelosok negeri dan besarnya kebutuhan pelanggan atas layanan tersebut. Semua masukan masyarakat yang tersampaikan melalui artikel, foto dan video, juga twitter akan menjad...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...