Langsung ke konten utama

Free Wifi di Commuter Line Bogor-Jakarta

Seperti biasa sebelum menaiki KRL Commuter Line Bogor menuju Jakarta, saya pasti memanfaatkan koneksi wifi yang tersedia di Stasiun Bogor.
Ini kicauan pertama saya saat mengetahui di Stasiun Bogor telah dipasang "free wifi"

Setelah kicauan itu, beberapa hari kemudian saya melihat kicauan ada yang bertanya ke akun info bagaimana cara koneksinya, saya pun membagi bagaimana cara memilih koneksi "free wifi" yang disediakan oleh @wifi.id. Saya lupa entah di tanggal berapa kicauan tersebut, ketika saya cari tidak menemukannya kembali.
Ada yang berbeda hari ini, saat menunggu KRL di peron antara jalur 2 & 3 yang terdeteksi dari ponsel saya selain @wifi.id dan tentunya free@wifi.id yang saya gunakan muncul pula krl3@wifi.id, krl4@wifi.id dan krl7@wifi.id. Hingga saya memasuki KRL dan KRL bergerak ketiga layanan ini masih tetap terdeteksi. 
Ini kicauan saya saat mengetahui di dalam KRL yang saya naiki tadi pagi sudah terpasang "free wifi"


Kemudian di share ulang oleh @infobogor:


Kicauan lanjutan saya:


Buat yang bertanya dari hasil share oleh @infobogor:
Q:Di protect atau tidak?
A: Tidak! langsung konek
Q: Cepat atau tidak?
A: Tidak! masih mengecewakan. Tidak seperti layanan yang disediakan di Stasiun Bogor
Q: Di KRL mana aja yang sudah dipasang?
A: Tidak tahu, saya juga asal naik aja. Yang penting sampe tujuan
Update KRL yang menggunakan wifi ini:


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...