Langsung ke konten utama

Layanan 4G-LTE dari XL Axiata


Jum'at siang yang terik saya berangkat menuju kampus IPB Darmaga untuk mengikuti acara real mobile 4G LTE dari XL Axiata. Yang bikin saya penasaran tentunya ingin secara langsung mengujicoba 4G LTE Live Trial dengan handset yang disediakan di lokasi berlangsungnya acara.
Biasanya untuk acara dari XL Axiata tentunya saya mendapatkan undangan secara langsung dari pihak mereka, namun untuk acara kali ini yang digelar serentak di beberapa kota (Bogor, Jakarta, Yogyakarta dan Medan) saya lebih memilih untuk datang ke acara yang digelar di kota saya sendiri, Bogor dengan alasan lebih dekat dengan rumah. Kenapa mereka bikin acara serentak tentunya mengujicoba layanan 4G-LTE dari mereka ini melalui layanan video conference baik memakai Skype atau google+ hangout.


Kami yang berada di Bogor, Medan dan Yogyakarta dapat secara langsung melihat dan mendengarkan sambutan yang diberikan oleh Bapak Menkominfo Rudiantara yang berada di La Piazza, Kelapa Gading.
Di lokasi acara di Bogor (Graha Widya Wisuda IPB) ada beberapa booth aplikasi yang berhubungan dengan teknologi 4G-LTE dan booth dari penyedia ponsel 4G. Mohon maaf saya tidak tertarik untuk membeli handset terbaru, yang saya ingin hanya menguji handset 4G LTE di booth Live Trial...

Hingga acara berakhir booth 4G LTE Live Trial kosong tidak ada handset yang disediakan, untungnya ada seseorang yang berbaik hati meminjamkan handset 4G-nya kepada saya, berikut hasil speedtest yang saya lakukan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...