Langsung ke konten utama

at Press Screening Hasduk Berpola


Sebelumnya saya sudah mencoba membahas film Hasduk Berpola dari Official Trailer-nya. Hari Rabu tanggal 13 Maret kemaren saya berkesempatan untuk ikut dalam acara Press Screening-nya. Dari tagline film ini "Bukti cinta seorang cucu pada kakeknya, akan membawa kepada sebuah peristiwa kebangsaan" akhirnya terjelaskan dalam film ini fokus utama hanya Budi dan Kakeknya (menurut rekan saya saat pembicaraan di sela-sela Press Conference seusai acara Screening). 
Karakter Budi yang saya bayangkan sebelum menonton tidak tergambarkan dalam film, justru rekan Budi (Kemal) yang selalu diajak untuk "bertarung" adalah karakter Budi yang saya bayangkan. Karakter Budi dalam film ini adalah seorang anak yang egois dengan gengsi yang tinggi. Dalam benak saya "Kok anak di daerah sudah sama dengan anak di ibukota?" 
Budi hidup dengan Ibu, adik dan kakeknya seorang veteran perang yang uang pensiunannya tidak kunjung cair karena ada masalah administrasi entah mengapa. Sang Kakek (Masnun) di awal film bekerja di tambang minyak bumi tradisional, Ia mengutarakan kepada temannya ingin berhenti bekerja di tambang tersebut. Dan Kakek pun akhirnya bekerja di tempat tambal ban entah milik siapa. Ibu Budi (Rahayu) bekerja di sebuah rumah makan yang setiap pulang ke rumah selalu membawa rawon sisa dari rumah makan.
Tiga kelakuan Budi yang tidak terpuji; Pertama saat Budi ingin meminta uang dari sang Kakek, ia langsung mengambil sendiri uang dari kotak uang sang Kakek di tempat tambal ban tanpa bilang, padahal sang Kakek ada dan sedang mengobrol dengan temannya. Kedua saat sang Ibu membawa rawon dengan isinya, Ia menghabiskan sendiri seluruh isinya dan menyisakan hanya kuahnya saja. Ketiga setelah selesai sholat di Masjid Ia langsung mengenakan sandal entah milik siapa dan bergegas meninggalkan Masjid. Teman-teman yang iba mengetahui Budi kekurangan uang untuk membeli kacu (dalam film ini disebut Hasduk) mengumpulkan semua uang yang mereka miliki, namun melihat Budi mengenakan sandal yang bukan miliknya mereka menyarankan untuk mengembalikannya. Justru Budi terlihat tidak bersalah telah mencuri sandal orang lain di Masjid. Semua teman-teman yang telah memberikan uang, akhirnya mengambil kembali uang mereka setelah muak dengan ulah Budi. Budi kemudian menjual sandal tersebut di pasar loak terdekat. Dari hasil menjual sandal Budi sempat makan di warung. Saat ia pikir uangnya cukup untuk membeli hasduk, ternyata sang Ibu Penjual telah menaikkan harganya. Budi mencoba mencari kekurangan uangnya tersebut dengan menjadi kuli angkut di pasar. 
Apakah Budi bergabung dengan kegiatan Pramuka akan mudah mengubah kelakuan buruknya itu?
Hingga akhir film pun banyak adegan yang menurut saya agak dipaksakan. Saya lebih suka jujur dan polosnya film anak-anak yang lain tanpa pakai embel-embel kegiatan tertentu. Film Hasduk Berpola akan mulai tayang tanggal 21 Maret 2013.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...