We're here! http://t.co/wRXZKAU0dd (@ Jakarta Convention Center (JCC)) http://t.co/mU2DCHNz9y http://t.co/VfUOIb8rYi — Nonton Yuk! (@Nontoners) February 15, 2014 Sabtu, 15 Februari 2014 saya berkesempatan untuk berpartisipasi dalam WAKUWAKU JAPAN Music Festival, memang ada beberapa performance dari para musisi Jepang yang datang langsung untuk memeriahkan acara ini. Saya lebih tertarik untuk menyimak dan menyaksikan secara langsung dari Bunga Citra Lestari. Dari enam lagu yang ia bawakan malam itu, sayangnya lagu yang menjadi favorit terbaru saya tidak dibawakan. Sebelum Bunga Citra Lestari naik ke atas panggung membawakan lagu-lagunya. Afgansyah Reza sukses menghibur para penonton yang datang ke acara WAKUWAKU JAPAN Music Festival ini. Afgansyah Reza bukan hanya membawakan lagu-lagu yang menjadi hits miliknya sendiri, menurut saya penampilan Afgansyah Reza saat membawakan lagu One Last Cry miliknya Brian McKnight adalah yang paling keren. Selama jeda antar satu...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...