Langsung ke konten utama

Plant Tour PT Sharp Electronic Indonesia, Karawang Plant


Kamis, 25 Juni 2014 Saya bersama beberapa temen-temen Blogger yang lain berkesempatan untuk mengikuti acara Plant Tour ke PT Sharp Electronics Indonesia, Karawang Plant. Di Plant ini PT Sharp Electronics Indonesia memproduksi mesin cuci dan lemari es. Plant ini juga selanjutnya akan menjadi basis utama dari PT Sharp Electronics Indonesia setelah merelokasi pabrik utama dan pertamanya di Pulogadung, Jakarta Timur. Selain acara Plant Tour melihat langsung proses produksi dari mesin cuci dan lemari es, kami juga mengikuti acara penanaman pohon-pohon langka di area Sharp Mini Forest. Penanaman pohon-pohon langka ini juga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2014. Hadir dalam acara ini Presiden Direktur PT Sharp Electronics Indonesia, Furnihiro Irie. Berikut ini sambutannya "Kami di Sharp menyadari selama ini bumi telah memberikan banyak hal kepada kami dalam kegiatan usaha yang kami jalankan. Oleh sebab itu, kami selalu berusaha untuk menjaga keseimbangan bumi dengan semaksimal mungkin mengendalikan dampak negatif dan menyumbangkan sebanyak mungkin dampak positif bagi lingkungan hidup. Kegiatan ini adalah salah satu bentuk kami terhadap pemeliharaan ekosistem serta pelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di Indonesia".  
Sebelum proses penanaman pohon-pohon langka, kami diberi penjelasan tentang bagaimana membuat lubang resapan biopori oleh Bapak Aries Sulistyo dari Telaga Desa Agro-Enviro Education Park. 
Klo dalam press release ada kegiatan menyaksikan pengoperasian perdana panel surya milik Sharp yang dipasang di area kantin, tidak dalam acara yang sebenarnya. Kami hanya mengikuti presentasi bagaimana PT Sharp Electronics Indonesia, Karawang Plant menggunakan 360 unit panel surya yang menghasilkan total daya sebesar 66.600 Watt untuk menyuplai kebutuhan listriknya, terutama di saat siang hari. 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...