Kemaren (Rabu, 16 November 2011) gw dan ID-4SQ menghadiri undangan untuk main ke kantor barunya KASKUS di Menara Palma Kuningan, Jakarta. Karena gw udah hapal daerah Kuningan di jam pulang kantor, pasti macetnya ngga banget. Dan emang gw mengejar untuk jadi yang PERTAMAX. Gw datang sudah dari sore hari, walau tetap sampainya agak terhambat macet juga. sambutan di depan kantor KASKUS "padang golf mini" setelah ruang registrasi Yang unik ada tanda " Rumput jangan Diinjak! :( " gw pindah-pindahin dan membuat undangan yang baru masuk terjebak melihatnya, Huahauaaa Setelah masuk " padang golf mini " kemudian kami melewati lorong (menurut gw seperti tempat sauna) yang berisi penghargaan kepada founder KASKUS Andrew Darwis. barulah menemukan sumber inspirasi (kakus), yang dimana temboknya dapat di corat-coret. Vandalisme time!!! Ruang kerjanya dibagi ke dalam beberapa divisi, dan divisi tersebut mengadakan berbagai macam permainan. Gw...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...