Langsung ke konten utama

Golden ID #OBTE


checksound
Dinner with Last Child

PERTAMAX di wall of Fame
Hari Pertama:
Pertama gw lupa sesuai itinerary seharusnya itu turun di Stasiun Tanjung Barat eh kenapa gw malah turun di Stasiun Kalibata. Udah menunggunya lumayan lama banget, bukan cuma mati gaya (death style) tapi mati kebo. Akhirnya... jemputan gw datang jua. Hehehe harus "berakting" ada liputannya yang akan di buat mengenai Golden ID ini. Siap dong! kenapa ngga. Sampe di penginapan ngga langsung menuju kamar, harus menunggu mbak Ella dahulu. Ya sudahlah, Jam 19.00 meluncur menuju Plaza Semanggi, hebat euy mas driver-nya, mengetahui jalur yang cepat menuju kesana tanpa banyak melalui kemacetan. Sayangnya Virgoun sang vocalist sedang sakit, jadi cuma Mamie dan Dhimaz aja yang menemani makan malem. Seru!!! ngobrol ngalor ngidul sambil di rekam pula. Salah satu dari kami pemenang Golden ID, ibu guru furi ngga tahu kenapa tuh, ngga mau makan. Sesuai jadwal sih seharusnya sehabis makan malem langsung menuju penginapan kembali. Eh tapi, mereka (Las Child) mengajak untuk mengintip langsung proses checksound. Mari merapat sedekat mungkin dengan stage. 
Mamie dan gearset-nya
Karena ibu guru furi sudah mengantuk saatnya kembali ke penginapan, besok pagi akan kembali ke Hall Basket A Senayan, langsung melihat Gladi Resik.
 
GR lengkap dengan Virgoun
Hari Kedua (The Show):
Rencana awal menuju venue show di hari H itu jam 7 pagi, tapi akhirnya kami baru berangkat sekitar jam 9-an. Ngga apa-apa jua sih, akhirnya Virgoun sang vocalist hadir sebelum show di mulai. ID Card ngga langsung dapet dari panitia acara, bolak-balik keluar pintu dicurigai sama petugas keamanan. Yang paling gw tunggu sebenarnya itu ANJI, karena gw juga udah bawa CD "Luar Biasa" untuk dilegalisir olehnya. Iya gw tahu dia sehabis pulang show dari Sulawesi, dan ternyata baru saja sampai di Jakarta beberapa saat sebelum dia on stage, dapet kesempatan juga berbincang sejenak mengenai keikutsertaan gw dalam lomba blog yang dia bertindak sebagai jurinya.
setlist OBTE launching

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...