Langsung ke konten utama

at Javasoulnation 2012


Tadinya tulisan ini saya buat untuk meliput kegiatan seputar #SoulOfTheNation-nya Raisa di Indosat Stage. Karena saya telat datang pada hari terakhir Java Soulnation ini. Berasa “kentang” saya bahas dari hari pertama aja deh.

Event dari Java Festival Production yang menarik minat saya untuk datang itu Javarockin’Land, Java Jazz Festival baru kemudian Java Soulnation. Kenapa saya menempatkan Java Soulnation di urutan paling terakhir. Menurut saya kebanyakan performer-nya dari dalam negeri, bagi saya menikmati penampilan mereka di event lain pun masih bisa. Ya walau pun ada beberapa project yang memang di buat khusus untuk acara ini aja.


Hari pertama
Saya sebenarnya berniat untuk membagikan undangan hari pertama #jsf2012 ini kepada teman yang sudah berjanji akan menghadiri acara ini. Tetapi entah kenapa dia membatalkannya, saya pun akhirnya menikmati acara ini. Sendirian…Eh ngga juga deh ada 2 teman cewe yang menyusul untuk datang akhirnya, walaupun menunggu mereka mengorbankan tidak bisa menikmati “Color Me Badd”. Mereka akhirnya datang, show yang masih bisa terkejar adalah Shandy Sondoro di Indosat Stage. Menikmati perform-nya Shandy Sondoro cukup di Indosat Lounge aja, nggak lupa nge-charge hape, hari pertama colokannya berfungsi dengan sempurna. Saya sing along di lagu “Tak Pernah Padam”, “Just Take My Heart” (covering MR Big), “To Love Somebody” (covering Michael Bolton). Selebihnya sebelum dan sesudah lagu-lagu itu saya nggak tahu lagu apa saja yang di bawakan. Iya sih di layar kiri dan kanan stage ada tulisannya. Lebih asyik duduk-duduk sambil ngobrol dan dengerin aja. Shandy Sondoro selesei, show selanjutnya adalah Jay Sean. Karena berada di Main Stage (indoor) asyiknya cuma numpang ngadem aja, nggak lama kami langsung keluar gedung. Entah mengapa yang lebih asyik di nikmati itu perform dari musisi yang berada di Media Stage. Lebih sering “Hands Up!!!” dan tentunya mengikuti apa yang mereka katakan. “Say Yeah!!!”. Oh iya, di hari pertama #jsf2012 ini saya memakai t-shirt MamaCake, film dimana salah satu pemainnya adalah Boy William. Dia menjadi host liputan Java Soulnation yang akan segera tayang di tipi. Itu pun saya ketahui setelah dia menyapa duluan. Kedua teman saya ngga sabar kepingin berfoto bersamanya.
Salah satu teman yang berfoto dengan Boy William

Hari Ketiga
Telatnya saya untuk datang di hari ketiga ini kerena ada satu acara di Bogor. Yang akhirnya saya tinggalkan demi mengejar #SoulOfTheNation. Sebenarnya saya sampe di Istora sebelum jam 18.00. Tiket saya di pegang oleh Erfano yang sudah berada di tengah crowd Indosat Stage. Ya agak lumayan lama setelah SMS dan telepon berkali-kali. Dia pun akhirnya bisa juga keluar dari crowd dan menghampiri saya.
Sudah telat untuk melihat peresmian #SoulOfTheNation, saya masih sempat bertemu dan mengobrol bersama teman, seorang penyiar radio bersama suaminya yang memang dia biasa menjadi host di event Java Festival. Sampai di Indosat Lounge saya mencari posisi yang nyaman untuk menikmati perform-nya Raisa. Hari pertama sih colokannya nyaman berfungsi dengan baik, entah mengapa di hari terakhir tak ada satu pun colokan yang berfungsi. Saya masih bisa menkmati 3 lagu terakhir dari Raisa, salah satunya dia meng-cover lagu dari Dewa 19 yang berjudul Cemburu.
Saya pun bertemu dengan teman dari komunitas social media, yang akhirnya acara ini kami jadikan sebagai kopi darat. Oh iya salah satu teman saya berkesempatan berfoto dengan Raisa.

Komentar

  1. Salamin dong om. "Hai Raisaaaa !!!" :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. di depannya langsung ga berani, gugup seketika :D

      Hapus
  2. mantap... u know what? gw bener2 ga tau siapa itu Raisa... cuman kata orang dia cantik n artes.. hahaha :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga ga kenal Kang, apalagi dia (Raisa) mensyen saya ga pernah di bales :(

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...