Langsung ke konten utama

Review: Acer Liquid Jade

Spesifikasi dari Liquid Jade
Tepat seminggu saya sudah menggunakan Acer Liquid Jade, Alhamdulillah dari acara peluncuran resminya saya mendapatkan smartphone ini tanpa harus mengeluarkan uang, cukup kreatifitas dan kelancaran internet di lokasi acara (kebetulan acaranya di salah satu tenant tempat saya bekerja).
Kesan pertama saat pertama kali bersentuhan dengan Acer Liquid Jade kebanyakan (juga saya sendiri) berpendapat smartphone ini sangat ringan (beratnya 110 gram), disamping keindahan yang ditampilkannya.
Bagi saya yang hingga Acer Liquid Jade ini menggunakan Android untuk yang ke-4 kalinya. Yang sebelumnya dengan mudah dalam beberapa saat unboxing yang pertama ingin dilakukan tentunya rooting, agar dapat mengkostumisasi sesuai dengan gaya yang ingin kita nikmati (menghapus aplikasi bawaan yang tidak kita pakai). 
Acer Liquid Jade menggunakan OS Android KitKat 4.4.2, sudah seminggu ini saya sulit me-rooting-nya. Walau sudah menemukan artikel cara me-rooting. Ada aja kendalanya tidak seperti smartphone saya sebelum ini yang hanya cukup dengan beberapa klik sudah dapat di-root.

Tray nano SIM dan Micro SD
Karena ketebalannya yang hanya 7.5 mm, tray untuk kartu SIM dan Micro SD terletak di samping kiri, Acer Liquid Jade dapat digunakan dengan menggunakan 2 kartu SIM secara bersamaan (tidak bisa menggunakan Micro SD) atau hanya menggunakan dengan 1 kartu SIM (bisa menggunakan Micro SD). Tray untuk Micro SD dan kartu SIM ke-2 terletak di tempat yang sama. Selain itu baterainya menyatu langsung dengan body, tidak dapat dibongkar pasang.


Layar Acer Liquid Jade yang berukuran 5' dengan resolusi 720 x 1280 dilindungi Gorilla Glass 3 yang tahan dari goresan, menurut saya cukup bagian belakangnya yang harus dilindungi dengan flip cover agar tidak mudah tergores. 


Rata-rata penggunaan Saya

Untuk men-charge ulang baterai biasanya untuk Liquid Jade ini saya tidak sampai ke titik terrendah persentase (mati total) sebelum mendekati 0% biasanya saya sudah bertemu dengan colokan, Karena kegiatan yang rutin adalah rumah-kantor-rumah saya belum menggunakan power bank untuk mengisi kembali baterai Acer Liquid Jade. Power bank saya persiapkan jika memang saya menemui kendala tidak segera bertemu dengan colokan.


Fungsi yang ini adalah favorit saya, dalam pengetikan untuk update social media saya sering terpeleset dan aplikasi pun tertutup, dengan adanya fungsi ini (saya belom kenalan) memudahkan saya untuk berpindah dari satu social media ke yang lainnya. Hasil dari ketikan pun dapat kembali saya lihat apakah ada typo atau tidak sebelum di-posting.


Langsung menemui kejadian seperti ini, Awalnya panik juga. Akhirnya langsung menuju "recovery mode" yang tulisannya huruf china yang saya tidak mengerti, coba satu persatu dari baris ata hingga yang terbawah akhirnya kembali ke "factory default". Pasang ulang aplikasi yang menghilang.
Baru beberapa hari terakhir saya menggunakan fitur "Hemat Daya" dengan fitur ini tampaknya yang di awal penggunaan saya cuma bertahan 8 jam, kini 15 jam pemakaian dapat saya capai.
Belum semua fitur dari Acer Liquid Jade dapat saya gunakan, pemakaian sehari-hari saya cukup social media (dengan banyak akun) dan foto-foto (jika menghadiri acara liputan). Bagi saya Acer Liquid Jade ini lebih dari cukup untuk saya yang bukan fashionista.
Liputan saat peluncurannya saya tulis di sini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...