Langsung ke konten utama

I'm At #1DINDO 2015

Bagi saya untuk menikmati sebuah konser dengan harga tiket yang bisa untuk berkali-kali menonton pilem di bisokop akan berpikir ulang untuk membelinya, langkah utama untuk mencari alternatif lain untuk bisa ikut menikmati konser seperti para pembeli tiket lain tentunya mengikuti games yang digelar oleh para sponsor acara. 
Begitu terlihat peluang terbuka yang sangat lebar, mari kita masup!


Di konser #1DINDO kemaren saya dapatkan melalui salah satu operator yang menjadi sponsor dengan brand-nya yang menyasar anak muda dengan rentang umur 12-22 tahun, biarin aja ah umur udah lewat juga yang penting bisa merasakan untuk yang kedua kalinya nonton konser yang jarang dengan menggunakan venue sakral Gelora Bung Karno.
Awalnya sih berharap bisa menikmati konser #1DINDO dengan seseorang yang memang akan saya ajak, di hari H justru dia mengkonfirmasi tidak bisa ikut. Okey! Saya nggak berniat untuk menguangkan satu lagi tiket, mending ajak temen yang memang seorang Directioners. Ada dua orang yang menjadi target utama untuk saya ajak ke acara #1DINDO, akhirnya salah satu menyerah, justru yang emang bener niat ingin ikut dengan segera meninggalkan pekerjaannya dan bergegas menerobos hujan menuju Gelora Bung Karno. 
Sesampainya di Halte Gelora Bung Karno, hujan turun dan justru semakin deras, etapi sebelum The Boys on stage sudah tidak hujan.
Berlama-lama menunggu temen yang masih di jalan asyik di lobby fX Mall, banyak pemandangan yang bikin mata sehat, ada yang nemenin juga sih.
Rencana ya cuma rencana, pengennya sih dari sore hari sudah di dalem area GBK. Namun kenyataan berkata lain. Pemandangan setelah melewati Gate awa sudah disuguhi oleh pemandangan yang tidak nyaman dari para penjual yang bisa bebas berjualan tanpa harus menggunakan tanda pengenal. Berlanjut ke area festival F, dimana saya menikmati konser #1DINDO. Justru yang paling parah bagi saya adalah sound yang diberikan di konser ini tidak sedikit pun dapat membangkitkan eargasm.
#MetallicaJKT di tahun 2013 masih sakral dan konser terbaik yang digelar di Gelora Bung Karno.
Konser apa selanjutnya yang akan digelar di GBK? Semoga lebih baik dari #1DINDO atau #MetallicaJKT.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layanan Streaming Film Versi Lokal Yang Baru

Setelah netflix  resmi memasuki pasar layanan streaming film di Indonesia, kini hadir satu persatu layanan serupa, namun dengan kearifan lokal. Berikut 2 layanan terbaru yang saya coba: Tribe Layanan yang satu ini masih belum dirilis secara resmi, pihak Tribe membagikan aplikasi ini (bersama ponselnya) kepada beberapa teman-teman komunitas. Walau pun saya tidak dapat, tetapi berkesempatan untuk mencobanya. Berikut beberapa screenshot dari tampilannya, yang menyediakan beberapa pilihan (movies, tv shows, on air, dan sports). Tribe bekerja sama dengan XL 4G, biaya yang diterapkan untuk menyewa atau mengunduh film-film  atau tayangan yang mereka sediakan masih belum saya ketahui. Di aplikasi yang dibagikan ini tidak ada menu untuk log-in apalagi untuk berlangganan. Kita tunggu saat peluncuran resminya nanti. Untuk tv shows yang mereka miliki kontennya banyak film serial dari Korea Selatan (saat ini berhadapan dengan viki). Mox Digital ...

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Balada TPA

Menghirup sejuknya udara pagi mungkin tidak akan dapat dirasakan lagi bagi kami warga yang bermukim di Kp. Munjul Kel Kayumanis Kota Bogor. Dalam beberapa waktu ke depan Pemerintah Kota Bogor akan segera membangun Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) yang berada tepat di dekat pemukiman kami. Area yang akan di gunakan sebagai lahan TPA tersebut berada diantara perbatasan Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kota Bogor. Adapun TPA yang saat ini masih digunakan oleh Pemerintah Kota Bogor berada di Galuga. Rencana Lokasi TPPAS Kayumanis Untuk TPA yang akan di bangun di dekat pemukiman kami ini rencananya di gunakan sebagai TPPAS ( Tempat Pemerosesan dan Pengolahan Akhir Sampah ). Apapun alasan yang digunakan Pemerintah Kota Bogor, setiap mendengar “Tempat Pembuangan Akhir” warga sepakat untuk menolak . salah satu spanduk penolakan Segala bentuk penolakan terjadi, mulai demontrasi warga di tingkat Kelurahan sampai mendatangi gedung DPRD Kota Bogor. Adapula sebagian k...