Malem ini sebenarnya saya baru habis nonton (duluan) film terbaru om Arnie yang tagline terkenalnya sejak film pertama rilis " I'll be back! ". Iya saya memang tergolong pemalas untuk menulis review dari film-film yang (seringnya) dapat nonton duluan. Saya lebih suka untuk berdiskusi dengan teman-teman yang akan ikut menonton juga setelah membaca beberapa kicauan saya di akun Twitter +Nontoners Bogor . Sebelum saya berangkat tadi menuju lokasi Mall berlangsungnya acara pemutaran perdana, informasi blog competition "Borneo Wild Adventure" sayang jika dilewatkan dan tidak saya coba. Biar lebih hafal dengan ketentuan lombanya, saya menuliskan (di kertas) kembali. "Borneo" ketika mendengar nama pulau ini beberapa kata dan kalimat yang langsung ada di kepala adalah... Pulau terbesar... Sungai-sungai yang lebar... Jalan raya yang menantang... Anaconda's and The Black Orchid... Hehe yang terakhir saya menyebut satu judul...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...