Akhirnya saya mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke kawasan Summarecon Bekasi . Bila teman-teman sering bergurau untuk berkunjung ke Kelapa Gading itu jauh, bahkan sampai harus menyebut dengan "ke luar negeri". Sedangkan untuk berkunjung ke Bekasi itu seperti menuju ke "planet lain". Saya merasa terhormat terpilih dan ikut serta dalam acara "One Day Tour with Blogger 2015" yang digelar oleh pihak Summarecon Bekasi . Di acara ini kami bukan hanya diperkenalkan dan mengunjungi secara langsung residential yang ada di Summarecon Bekasi, kami juga mengunjungi salah satu sekolah di Summarecon Bekasi . Tiga residential yang kami kunjungi itu Maple Residence, Lotus Lakeside residence, dan berakhir di Vernonia Residence. Untuk sekolah berkualitas yang kami kunjungi adalah Sekolah Islam Al Azhar. Kami juga menyempatkan untuk sholat zuhur di Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi, hasil karya rancangan arsitek yang kini menjadi Walikota Ban...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...