Langsung ke konten utama

Terjebak Nostalgia [Review]


 

Raisa Andriana yang kita kenal sebagai seorang penyanyi, kini telah menjadi seorang pemain film yang berperan sebagai Raisa; karakternya sebagai seorang perempuan yang ditinggal oleh kekasihnya yang hilang saat terjadi badai Sandy. Namun Ia tidak bisa melupakan begitu saja.

Judul dari film perdananya ini mengambil dari salah satu hits-nya “Terjebak Nostalgia” yang ada di dalam album yang berjudul “Raisa” yang rilis di tahun 2011.

Berikut sinopsisnya:
Raisa mencintai Sora dan begitupun sebaliknya. Sepasang kekasih yang memiliki impian sama... untuk masa depan mereka... karir mau pun cinta.


Impian itu yang kemudian membawa Sora ke New York. Demi impian mereka yang semakin hari semakin nyata.

Tapi Sora... tak pernah kembali. Ke Jakarta. Ke Raisa. Impian itu kini terhalang kabut tebal.

Adalah Reza, sahabat Raisa, yang kemudian rela menemani Raisa ke tempat yang sudah merenggut Sora begitu saja. New York.

Dan sebuah perjalanan pun dimulai. Raisa, Reza dan... Sora. Perjalanan yang menyeret Raisa ke sebuah nostalgia... nostalgia yang antara menjebaknya atau justru membebaskannya.


Oke ini review versi saya...

Dalam film ini didukung oleh dua aktor yang menemani Raisa, ada Maruli Tampubolon sebagai Sora. Dia bukan hanya berakting, tapi juga menyumbangkan lagunya yang berjudul “Butterfly”. “Terjebak Nostalgia” juga menjadi film perdana baginya. Bagi kalian yang menyimak film serial "Patriot" di netmediatama, Ia berperan juga di tayangan tersebut. Di film ini Maruli sebagai Sora seorang pianis yang juga memiliki toko musik dan tempat les, Dimana kedua karakter ini bertemu (Raisa & Sora) di awal film. Karakter dari Sora juga seorang pria yang penuh percaya diri. Aktingnya pun cukup memukau, bahkan bisa dibilang "menang banyak". Girls... bersiap kalian dibikin klepek-klepek olehnya :)
Scene hujan-hujanan merayu Raisa adalah satu dari beberapa favorit scene di film ini bagi saya, melihat Raisa dengan wajah cemberut sih yang bikin suka (tetap cantik, tidak bisa terlihat dalam keadaan jelek kapan pun dimana pun selama film).
Satu aktor lagi yang bermain di film ini ada Chicco Jericho yang berperan sebagai Reza. Reza seorang koki yang hadir mengisi kehidupan Raisa yang tidak bisa merelakan hilangnya Sora. Karakter dari Reza yaaaa agak mirip dengan kehidupan percintaan saya :(
Scene favorit kedua saya di film ini adalah ketika di taman Raisa dan Reza kembali untuk “berkenalan” lagi. Jadi selama ini?..



Scene makan bersama di halaman rumah tone warnanya beda sendiri dan bagi saya kurang nyaman melihatnya. Selebihnya beberapa kali aerial scene kota New York tampil cantik. Di New York dengan bermodal ijin yang resmi, semua visualnya memanjakan mata. Biasanya kan film-film Indonesia banyak yang tidak ijin ke negara yang dijadikan lokasi syuting, sehingga visualnya kurang enak dilihat.
Terakhir....mohon maaf Raisa, cukup akting di video klip aja deh! Akting kamu di film ini kaku kaya kanebo kering. Berharap bisa meneteskan mata di scene “perkenalan” kembali itu, malah mendapatkan emosi yang datar....
Terjebak Nostalgia dapat kalian saksikan mulai 11 Februari 2016.

Raisa: “Dian Sastro apa Mariana Renata?”
Reza: “Raisa”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...