Langsung ke konten utama

Mengawali Tahun Bersama Zenbook Terbaru


Foto atas perkenan ASUS Indonesia

Di awal tahun 2019 ini berkesempatan untuk hadir di peluncuran dari produk terbarunya ASUS dengan seri Zenbook , laptop premium paling ringkas di dunia. ASUS Indonesia menghadirkan ASUS Zenbook 13 UX333, Zenbook 14 UX433, dan Zenbook 15 UX533. Lini laptop terbaru ini ditenagai oleh prosesor Intel Core generasi ke-8 terbaru, yang menunjang kita untuk bekerja dan sebagai pusat hiburan. 

tangkapan layar saat acara peresmian ASUS Zenbook terbaru (17/1)

Jimmy Lin saat mempresentasikan laptop ini di acara peluncurannya menggunakan amplop cokelat tipis dengan di dalamnya terdapat ASUS Zenbook 13 UX333. Suatu pengenalan yang impresif bagi kami yang hadir langsung di acara.
“Lini Zenbook terbaru kali ini bukan hanya sekadar canggih, tetapi juga sangat elegan berkat bezel-nya yang sangat tipis” Jimmy Lin, Regional Director ASUS South East Asia.

Dalam pengembangannya, ASUS membuat inovasi dengan laptop yang tipis, namun juga ringkas. Teknologi NanoEdge Display yang dihadirkan dalam seri Zenbook yang diluncurkan ini bezel-nya dibuat dengan ukuran hanya 2.8 hingga 5.9 milimeter.  Jika dibandingkan dengan laptop konvensional yang bezel-nya dapat mencapai ukuran 20 milimeter. Berkat NanoEdge Display membuat seri  Zenbook yang baru dirilis ini memiliki screen-to-body ratio yang sangat tinggi, sehingga layarnya terlihat lebih lega dan hampir tanpa batas.



Dari jajaran seri ASUS Zenbook ini mengusung resolusi layar Full HD (1920x1080 pixel) dengan sudut penglihatan mencapai 178˚. Dari ASUS Zenbook yang dihadirkan di area pameran, saya mencobanya satu persatu. Khusus di Zenbook 13 UX333 dan Zenbook 14 UX433, kita dapat menemukan numpad virtual yang dapat diaktifkan melalui tombol khusus. Ketika tombol ditekan, numpad akan muncul di touchpad menggunakan LED khusus dan menggantikan fungsinya. Sementara Zenbook UX533 dilengkapi dengan tombol numpad fisik.



Dengan menghadirkan teknologi ErgoLift Design membuat nyaman untuk mengetik menggunakan ASUS Zenbook terbaru ini.  Membentuk sudut 3˚ membuat body laptop agak terangkat, sehingga terdapat rongga ekstra  yang menjadikan sirkulasi udara lancar dan menjaga suhu komponen. Tentunya melalui rongga ini menjadikan speaker pada laptop menghadirkan performa audio lebih baik. LED backlit-nya semakin membuat nyaman kita dalam mengetik di temaram.



Berikut spesifikasi lengkap dari Zenbook 13 UX333, 14 UX433, dan 15 UX533

Spesifikasi Utama
Zenbook 13 UX333, 14 UX433, dan 15 UX533
CPU
Intel Core i5 8265U Quad Core Processor (6M Cache, up to 3.4GHz)
Intel Corei7 8565U Quad Core Processor (8M Cache, up to 4.6GHz)
Sistem Operasi
Windows 10 Home
Memory
Up to 16GB LPDDR3 RAM
Storage
Up to 512GB M.2 NVMe PCIe SSD
Display
13.3” (16:9) FHD (1920x1080) with NanoEdge Display (UX333)
14” (16:9) FHD (1920x1080) with NanoEdge Display (UX433)
15” (16:9) FHD (1920x1080) with NanoEdge Display (UX533)
Graphic
Discrete graphics NVIDIA GeForce GTX 1050 Max-Q (UX533)
Discrete graphic NVIDIA GeForce MX150 (UX333 & UX433)
Integrated Intel UHD Graphics 620
Input/Output
1x USB 3.1 Type-C (Gen 2), 1x USB 3.1 Type-A (Gen 2), 1x USB 3.1 Type-A (Gen 1), 1x HDMI, 1x Mic/Headphone-out jack, 1x MicroSd Card Reader
Kamera
HD IR/RGB Combo Camera
Konektivitas        
Dual-band 802.11ac gigabit-class Wi-Fi, Bluetooth 5.0
Audio
Harman Kardon certified audio system with ASUS SonicMaster surround sound technology, Array mic with Cortana voice-recognition support
Baterai
50WHrs 3-cell (UX333 & UX433)
73WHrs 4-cell (UX533)
Massa
1.19Kg dengan baterai (UX333 & UX433)
1.6Kg dengan baterai (UX533)
Warna
Royal Blue, Icicle Silver, Burgundy Red
Harga
Dimulai dari Rp15.299.000
Garansi
2 tahun garansi global









Komentar

  1. Terima kasih ulasannya Mas Hendra. Terima kasih juga sudah datang di acara launching ZenBook :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mencoba Netflix Yang Kini Resmi Masuk Pasar Indonesia

Netflix, layanan streaming film panjang dan film serial yang kekinian di Amerika Serikat kini resmi hadir di Indonesia. CEO Netflix, Reed Hastings dalam acara CES 2016, rabu lalu mengumumkan #NetflixEverywhere (termasuk di Indonesia, kecuali Tiongkok). Sebelum Netflix saya sudah akrab dan sempat menggunakan viki, yang kontennya kebanyakan berasal dari Korea Selatan. Telkomsel bekerjasama dengan Disney menghadirkan Moovigo, layanan Disney Movie On Demand dengan kearifan lokal (konten film-film Disney-nya cukup banyak dengan film-film terbaru yang setelah beberapa bulan tayang di bioskop). Multivision menghadirkan nonton.com, terakhir saya akses berisi sinetron mereka yang di tahun 90-an merajai pertelevisian di Indonesia. Terakhir yang sering saya gunakan sih google play movie, lebih seringnya menyewa dengan batas waktu 48 jam. Sejak memiliki Kata Box  saya sudah mencoba untuk "berkenalan" dengan Netflix, sayangnya dalam proses registrasi kita diHARUSKAN untuk me...

Valentine Blogging Competition with B Blog

  Di awal bulan ke-2 dari tahun 2014 ini awal postingan terbaru saya, lagi jarang mengikuti screening dari film Indonesia yang baru rilis, jadi postingan kali ini tentang berpartisipasi dalam B Blog. Beberapa hari yang lalu saya bergabung dengan B Blog, sepertinya akan banyak benefit yang saya dapatkan kedepannya. Dalam Valentine Blogging Competition with B Blog ini bagi yang lain mungkin akan menceritakan sosok yang tersayang dengan orang-orang yang disayangi atau binatang peliharaan. Bagi saya saat ini yang paling saya sayangi adalah boneka mini Plush Owly saya. Apa itu Plush Owly? Plush Owly adalah boneka mini dari Hootsuite yang dibagikan kepada kami para pengguna dari Hootsuite , keunikan dari boneka mini Plush Owly ini hanya diproduksi sebanyak 100 buah di dunia. Itulah mengapa saya lebih memilih boneka mini Plush Owly sebagai sosok yang paling saya sayangi. Sebelum boneka Plush Owly sampai di tangan saya, seorang teman sudah langsung meminta untuk menjual kepada dirin...

Sinopsis Noble Hearts (Mentari di Ufuk Timur)

Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...