Dari rangkaian acara kunjungan yang diadakan oleh PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement), setelah saya hitung jumlah postingan di blog ini dengan berlabel "Indocement" ada sebanyak 8 postingan (termasuk yang terbaru ini). Ikut bersama karyawan Indocement dalam merayakan hari ulang tahun ke-44 adalah suatu kebanggaan tersendiri. Ada sekitar 700 peserta yang meramaikan acara Quarry Walk yang digelar pada jum'at pagi, 16 Agustus 2019 lalu. Rangkaian acaranya sendiri telah digelar sejak tgl 4 Agustus 2019, dimulai dengan Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan yang menyelenggarakan Quarry Open Day - Bike to Nature, suatu kegiatan bersepeda melintasi indahnya alam di area tambang yang melibatkan tidak hanya karyawan Indocement Pabrik Tarjun, tetapi juga diikuti oleh ratusan bikers dari berbagai komunitas bersepeda di wilayah Kalimantan Selatan hingga Sulawesi Selatan. Selain itu juga dilaksanakan kegiatan bakti sosial donor darah, jalan sehat, bazaar b...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...