Hari Sabtu tanggal 14 Juli kemaren saya berkesempatan menghadiri acara dari pihak Blue Bird Group . Bersama rekan-rekan dari Blogor perjalanan diawali dari "meeting point" Botani Square langsung menuju Kantor Pusat Blue Bird di Mampang. Dari sini kemudian bersama-sama undangan yang lain kami dibawa menuju ke Komunitas Ciliwung Condet , Balekambang - Jakarta. Sesampainya di Komunitas Ciliwung Condet ini kami mendapatkan fasilitas free wifi yang didukung tentunya oleh Blue Bird Group . Kegiatan acara hampir semua berlangsung di tepian sungai, tepatnya di saung. Sambutan yang pertama diberikan oleh jagoan atau lebih dikenal dengan nama "Demang" sambil menyapa kami dan selalu disisipkan dengan pantun. Selanjutnya di pertontonkan parodi "Penyayang Kali Ciliwung Vs Pembuang Sampah Sembarang". Layaknya "Palang Pintu" di upacara pernikahan adat Jakarta adu pantun dan silat antara kedua kelompok berlangsung menghibur kami....
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...