Kak @ndraverne abis download film Big Hero 6 di aplikasi Moovigo dan langsung dapet boneka Baymax 😍 pic.twitter.com/e57MpEJDlj — Be Fun N Colorful (@BeFunNColorful) March 24, 2015 Bagi saya untuk menikmati sebuah konser dengan harga tiket yang bisa untuk berkali-kali menonton pilem di bisokop akan berpikir ulang untuk membelinya, langkah utama untuk mencari alternatif lain untuk bisa ikut menikmati konser seperti para pembeli tiket lain tentunya mengikuti games yang digelar oleh para sponsor acara. Begitu terlihat peluang terbuka yang sangat lebar, mari kita masup! Klo kata Uli "yang keren cuma kembang apinya" Foto High-res dg watermark saat acara… (w/ Finesya Mauli) [pic] — https://t.co/dIG2hChu72 — Hendra Gunawan (@ndraverne) March 26, 2015 Cuma dapet segini jarak ke OTRAT #1DINDO semalem [pic] — https://t.co/dNXhmUKPK2 — Hendra Gunawan (@ndraverne) March 26, 2015 Waini nemu setlist OTRAT semalem (with Finesya Mauli) [pic] — https://t.co/Z5PokECAZ4 — H...
Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...