Irian Jaya Tahun 1997, Kampung Muting sebuah kecamatan dikelilingi rawa-rawa indah di sepanjang kali bian yang terisolir di dekat perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini. Saat itu anak-anak sekolah rata-rata hanya menamatkan sekolahnya sampai SMP saja dikarenakan belum ada SMA di Muting. Satu satunya jalan untuk melanjutkan SMA hanya dengan bersekolah di Kota Merauke yang jaraknya sekitar 250 KM. Akibatnya banyak anak anak penduduk asli Marind yang enggan melanjutkan pendidikannya hingga SMA, mereka lebih memilih mengikuti jejak orang tuanya masuk hutan, berburu atau mencari ikan kaloso (arwana). Mereka menolak bersekolah jauh dari keluarga mereka. Pak Wambrauw (Daud Hollenger) Kepala Sekolah SMP Negeri Muting menangkap kegelisahan ini dan bercita cita ingin mendirikan SMA Negeri di Muting agar anak anak Marind dapat bersekolah di dekat keluarga mereka. Di bantu oleh beberapa guru antara lain Pak Kasimirus Mahuze (Edo Kondologit) seorang guru yang dipercaya menjaga SMP ...
Foto gw ambil saat bis di dalam tol Hari ini (Sabtu, 23 Juli 2011) berkesempatan menghadiri IDEAFEST2011 , setelah beberapa menit sebelum berangkat jum'atan mendapat konfirmasi 2 buah tiketnya. selesai jum'atan barulah gw berangkat menuju Stasiun Cilebut. di perjalanan saat naik angkot yang menuju Stasiun sudah "berasa" kejadian yang akan menuju kejaian setelahnya pasti akan merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan pada acara yang akan gw hadiri ini. Sesampainya di Jakarta itu juga sudah melebihi dari jam yang direncanakan untuk bertemu dengan kurir yang memegang tiketnya tersebut. Dan sebelum sampai di shelter TransJakarta tujuan, bis yang gw naiki memasuki tol, karena ada pemblokiran jalan oleh para pendemo. "Nanti turun di shelter Slipi Petamburan aja mas, ngga usah bayar lagi" kata Petugas TransJakarta. dan gw pun berputar, langsung turun di JCC aja, yaa karena acaranya kan disini. Mau menuju ke tempat untuk ketemuan pengambilan tiket sudah tidak m...